KOMUNIKASI
DALAM KEPEMIMPINAN LAPANGAN
Dalam
kehidupan organisasi militer, yang tidak pernah lepas dari bahan pembicaraan dan diskusi,
baik pada acara resmi ataupun tidak resmi adalah kepemimpinan, karena dalam
mengelola organisasi militer faktor ini menjadi faktor sangat penting dan
berpengaruh mutlak terhadap keberhasilan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan
tugas. Dalam kepemimpinan yang
diterapkan pada organisasi militer,
mereka memilahkan kepemimpinan dalam beberapa tingkatan sesuai dengan karakter dan pola yang
diterapkan dalam mengelola organisasi.
Beberapa yang tidak asing yang sering didengar adalah kepemimpinan tatap
muka, kepemimpinan senior dan kepemimpinan strategis. Namun dari semua tingkatan kepemimpinan ini, pola yang diterapkan dan memiliki peran
penting adalah kepemimpinan lapangan, sebagai implementasi dari azas dan
prinsip kepemimpinan yang dipercaya sebagai sebuah pedoman yang bila diterapkan
secara benar, maka akan mewujudkan keberhasilan dalam kepemimpinan.
Patut disadari bahwa apa yang
diterapkan dalam dunia militer, dimana para perwira yang diberi kesempatan
untuk memimpin sebuah organisasi, tidak semua berhasil menjadi pemimpin, namun
mereka tetap memiliki otoritas sebagai Komandan atau kepala yang mengelola
organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam mengelola organisasi, faktor
kepemimpinan menjadi faktor utama, dimana pada era perjuangan, kesatuan
/organisasi militer sampai dinamai sesuai dengan pimpinan tertinggi dalam
organisasi tersebut, yang lazimnya pada waktu itu diberlakukan pada tingkat kompi
maupun tingkat batalyon. Sebutan
seperti ini secara nalar cukup beralasan, karena dalam kehidupan militer,
karakter pimpinannya akan mewarnai organisasi, sehingga untuk melihat sebuah
organisasi, orang diluar tinggal mengetahui siapa pimpinan satuannya, sehingga
mereka akan memandang bahwa karakter satuan akan mencerminkan karakter
pimpinannya.
Seiring dengan perkembangan politik,
ilmu pengetahuan dan teknologi, kesan tentang sebuah organisasi sudah tidak
lagi dapat dicerminkan oleh pimpinan satuan, meskipun beberapa satuan masih
terlihat seperti pandangan yang disampaikan terdahulu. Dengan kemajuan teknologi, ternyata
berpengaruh besar terhadap pengelolaan organisasi, dimana setiap anggota
organisasi telah mempunyai kesibukan sendiri dengan memanfaatkan fasilitas yang
dapat dinikmati melalui penggunaan teknologi.
Dari pengaruh kondisi seperti ini, menyebabkan banyak permasalahan yang
timbul yang menurut pandangan awam menunjukkan penurunan disiplin dan menurunnya
kepercayaan awak organisasi terhadap pimpinannya.
Beberapa
kasus yang pernah terjadi penyerangan dan pengerusakan fasilitas institusi lain
oleh prajurit, seperti yang terjadi di
Masohi, Medan atau di Baturaja, menjadi indikasi bahwa telah terjadi penurunan
disiplin, menurunnya kepercayaan anggota terhadap pimpinan dan pimpinan sulit
memperoleh loyalitas dari prajurit, yang dapat saja terjadi karena pimpinan
satuan tidak mampu menerapkan kepemimpinan lapangan yang tepat.
Berkaitan dengan munculnya indikasi
tersebut diatas, perlu kiranya dipelajari, tentang apa saja yang membuat
kondisi tersebut dapat terjadi. Salah
satu penyebab yang mungkin terjadi adalah faktor komunikasi yang kurang
terselenggara secara optimal antara pimpinan dan yang dipimpin.
Penerapan komunikasi dalam
kepemimpinan, tidak terlepas dari prinsip berkomunikasi yang seharusnya dapat
diterapkan oleh pimpinan. Upaya
pimpinan organisasi untuk secara berkala melakukan komunikasi dengan para
prajurit telah dilakukan bahkan dijadwalkan dalam kegiatan Jam Komandan. Pada kegiatan seperti ini, biasanya
dimanfaatkan oleh para pimpinan satuan untuk dapat berkomunikasi dua arah,
pimpinan akan berusaha menyampaikan berbagai informasi berkaitan dengan
kebutuhan pengetahuan prajurit, memberikan
penekanan kepada prajurit terkait dengan disiplin dan jiwa korsa,
membangun semangat prajurit agar dapat melakukan tugas lebih baik dari waktu
kewaktu. Namun demikian, sebagian besar
pimpinan satuan melupakan hal penting dalam berkomunikasi yaitu : Meskipun Jam Komandan dilaksanakan secara
berkala dan diikuti oleh sebagian besar prajurit, para pimpinan lupa bahwa dalam berkomunikasi yang wajib diingat adalah
(seperti yang disampaikan oleh seorang pakar komunikasi) pertama, apa yang diucapkan belum tentu didengar. Kedua,
apa yang seharusnya didengar belum tentu didengar, dalam arti masuk telinga kiri
keluar telinga kanan, atau memang benar-benar tidak mendengar karena mereka
memang tidak mengikuti acara Jam Komandan. Ketiga,
apa yang didengar, belum tentu dimengerti oleh prajurit. Keempat, Apa yang sudah dimengerti belum tentu difahami oleh
prajurit. Kelima, apa yang difahami
belum tentu disetujui dan keenam,
apa yang disetujui belum tentu dilakukan.
Untuk mengantisipasi enam masalah dalam berkomunikasi
tersebut, maka setiap pimpinan satuan berkewajiban untuk meyakinkan bahwa
apapun yang diucapkan harus didengar oleh setiap anggota, melalui para pimpinan
bawahan. Agar apa yang didengar dapat
dimengerti oleh setiap prajurit, maka pimpinan satuan harus berusaha
menyampaikan penjelasan secara detil dengan menyesuaikan audiens dan dapat
dilakukan berulang-ulang, sama juga untuk menanamkan pemahaman kepada prajurit,
perlu langkah langkah lanjutan yang ekstra, sehingga setiap prajurit menjadi
benar-benar faham. Pemahaman prajurit
atas apa yang diinginkan oleh satuan dan pimpinan, belum tentu disetujui, oleh
karenanya agar semua prajurit menyetujui atas apa yang diucapkan pimpinannya,
maka setiap pimpinan harus dapat menjadi contoh, karena pada kenyataannya,
prajurit tidak terlalu memperhatikan atas apa yang diucapkan pimpinannya,
tetapi mereka hanya akan mengikuti dan mencontoh “apa yang dilakukan pimpinannya” .
Intinya
prajurit meskipun mendengar, mengerti dan memahami apa yang diucapkan
pimpinannya, namun untuk menyetujui, mereka hanya akan melihat pimpinannya. Apabila mereka melihat pimpinannya melakukan
apa yang diucapkan, maka tanpa perlu
banyak bicara mereka akan menyetujui dan langsung melakukan. Istilah dalam kepemimpinan adalah seorang
pimpinan harus dapat menerapkan “memimpin
dengan keteladanan”
No comments:
Post a Comment